Assalamualaikum w.b.t…
Alhamdulillah, akhirnya berpeluang juga
untuk menulis hari ni.. Pelbagai perkara yang berlaku baru-baru ni dan saya
kadangkala tak dapat mengawal emosi sendiri untuk berdepan dengan situasi yang
menguji.
Hmmm, disebabkan perasaan dan hati yang
selalu terguris dan sakit ni saya nak menyentuh mengenai topik lisan dan
perbuatan seorang muslim.
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam
sebuah hadis yang bermaksud,
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang
muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (H. R. Bukhari
dan Muslim)
Lisan dan tangan di sini bukan hanya bermaksud
perkataan yang diucapkan oleh seseorang, tapi juga tulisan hasil tangannya
sendiri. Kadangkala mata pena itu lebih tajam daripada mata pedang – terus tembus
dan menusuk ke hati. Jadi, beringatlah sebelum menulis. Jangan sampai tulisan
kita (blog, sms dan sebagainya) bisa membuatkan air mata orang lain mengalir
dan memberi tekanan perasaan pada orang lain.
Jangan lupa, apa yang kita lakukan setiap
saat dihitung oleh malaikat dan malaikat tak pernah sesekali lalai dalam menjalankan
tugasnya.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat
amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah
kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir.” (Qaf : 16-18)
Diam itu emas. Kalau tidak ada kepentingan untuk
bercakap, lebih baik diam. Diam lebih selamat.
Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan
suatu perkataan yang tidak difikirkan apa kesan-kesannya akan membuatnya
terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan
barat.” (H. R. Bukhari dan Muslim)
“Orang yang berakal selayaknya lebih banyak
diam daripada bicara. Hal itu kerana betapa banyak orang yang menyesal kerana
bicara, dan sedikit yang menyesal kerana diam. Orang yang paling celaka dan
paling besar mendapat bahagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa
berbicara, sedangkan fikirannya tidak mahu jalan”.. Lisan seorang yang berakal
berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, maka dia akan
bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat
bagi dirinya, maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia
akan diam. Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya.
Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang
tidak mampu menjaga lidahnya bererti tidak faham terhadap agamanya” (Imam
Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti)
“Seseorang
yang baik perkataannya dapat aku lihat dari amal-amal perbuatannya, dan orang
yang buruk perkataannya pun dapat aku lihat dari amal-amal perbuatannya.” (Yahya
bin Abi Katsir)
Cukuplah seseorang dikatakan buruk jika
sampai menghina saudaranya sesama muslim. Seorang muslim wajib menjaga darah,
harta dan kehormatan orang muslim lainnya.” (H. R. Muslim)
Wallahu’alam…