Popular Posts

Tuesday, February 28, 2012

Erti Persahabatan

Erti persahabatan tak pernah lupus dalam jiwaku, meskipun nilai - nilainya pudar dibawa arus masa.
Dalam dunia ini, kita tidak punya sesiapa kecuali diri sendiri…tetapi dalam kita bersendiri, kita beruntung kerana mempunyai seorang sahabat yang memahami kita. Sebagaimana kita mengharapkan keikhlasan dan kejujuran seorang sahabat, begitu juga dia.



Tetapi kita sering terlupa akan hal itu. Kita cuma mengambil kira tentang harapan dan perasaan kita.

Kita rasa dikhianati bila dia tidak menepati janjinya. Kita tidak memberi dia peluang untuk menerangkan keadaannya. Bagi kita, itu alasannya untuk menutup kesilapan dan membela diri. Kita terlupa, kita juga pernah membiarkan dia ternanti-nanti...kerana kita juga ada janji yang tidak ditepati. Kita beri beribu alasan, 'memaksa’ dia menerima alasan kita. Waktu itu, terfikirkah kita tentang perasaannya? Seperti, dia juga tahu rasa kecewa…tetapi kita sering terlupa.

Untungnya mempunyai seorang kawan yang sentiasa di sisi kita pada waktu kita memerlukan dia. Dia mendengar luahan perasaan kita, segala rasa kecewa dan ketakutan, harapan dan impian kita luahkan, dia memberi jalan sebagai laluan penyelesaian masalah.

Selalunya kita terlalu asyik bercerita tentang diri kita hingga kadang-kadang terlupa kawan kita juga ada cerita yang ingin dikongsi bersama kita. Pernahkah kita memberi dia peluang untuk menceritakan tentang rasa bimbangnya, rasa takutnya? Pernahkah kita menenangkan dia sebagaimana dia pernah menyabarkan kita?

Ikhlaskah kita mendengar tentang kejayaan dan berita gembiranya? Mampukah kita menjadi sumber kekuatannya seperti mana dia meniup semangat setiap kali kita merasa kecewa dan menyerah kalah? Dapatkah kita yakinkan dia bahawa kita boleh dipercayai, kita boleh dijadikan tempat untuk bersandar bila terasa lemah, agar tidak rebah? Bolehkah kita menjadi bahu untuk dia sandarkan harapan?

Sesekali jadilah kawan yang mendengar dari yang hanya bercerita. Ambillah masa untuk memahami hati dan perasaan sahabat kita, kerana dia juga seorang manusia, dia juga ada rasa takut, ada rasa...bimbang, sedih dan kecewa.

Dia juga ada kelemahan dan dia juga perlukan kawan sebagai kekuatan. Jadilah kita kawannya itu. Kita selalu melihat dia ketawa, tetapi mungkin sebenarnya dia tidak setabah yang kita sangka. Di sebalik senyumannya itu, mungkin banyak cerita sedih yang ingin diluahkan, di sebalik ketenangannya, mungkin tersimpan seribu kekalutan…kita tidak tahu…tetapi jika kita cuba jadi sahabat seperti dia, mungkin kita akan tahu.

Jika anda bersahabat, bersiaplah untuk berkorban demi sahabat anda. Jika anda bermusuhan dengan sahabat anda, bersiaplah untuk mengalah demi persahabatan kalian.

Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan, tetapi persahabatan tidak akan ada tanpa rasa hormat. Ini merupakan salah satu hal yg membuatkan sesuatu persahabatan itu lebih berharga daripada cinta.


P/s: Ini bukan artikel saya. Terjumpa.. dan sekadar berkongsi (^_^)

Friday, February 24, 2012

Kalimat yang Perlu Kita Biasa-biasakan

"Yes!! Dah siap buat assignment!" ... "Wow, cantiknya!"... "Ish, susahnya rasa"... "Ok, set!"...
Begitulah ungkapan yang biasa kita dengar sehari-hari.. Ungkapan untuk menyatakan apa yang dirasa dan dilihat. Apa kata kalau kita ubah ungkapan-ungkapan biasa tersebut dan gantikan dengan kalimat yang lebih baik seperti di bawah ini.. InsyaAllah, sambil ingat Allah, sambil dapat pahala, hati pun sonang & tenang  :)
1.Bismillahirrahmanirrahiim
Setiap hendak melakukan sesuatu.

2.Alhamdulillah
Setiap habis melakukan sesuatu.

3.Astaghfirullah
jika melakukan sesuatu yg buruk.

4.Insya Allah
jika ingin melakukan sesuatu pada masa yang akan datang.

5.Laa hawla walaaquwwata illaah billaah
bila tidak bisa melakukan sesuatu yang agak berat/melihat hal yang buruk.

6.Innalillahi wainna ilaihi rojiun
jika melihat/menghadapi musibah.

7.Lailaha illallah
bacalah siang & malam sebanyak2nya.
       

          8. Subhanallah
          jika melihat sesuatu yang cantik atau menakjubkan.

Monday, February 20, 2012

The Truth of Friendship with Allah


Assalamualaikum to all! =) Here, I want to share a story which I read from a book, The Story of the Reed by Osman Nuri TOPBAS. This is a conversation between a master and his slave as a good example which testifies to the truth of friendship with Allah:

A man bought a slave. The slave was a religious, praying believer who protected himself from what Allah forbade. When his master took the slave to his home, they had the following conversation: “What would you like to eat in my house?” the master asked.

The slave replied, “Whatever you give me.”

The master asked, ”How would you like to be dressed?”

The slave replied, “Whatever you give me, I will wear it”.

The master asked, “In which room of my house would you like to stay?”

The slave replied, “In whichever room you want me to stay.”

The master asked, ”What sort of work do you want to do in my house?”

The slave replied, “Whatever you want me to do, I will do it.”

After this last response, the master thought for a while and then spoke while trying to dry his tears: “I wish I was a friend like this to my Lord. That would be the greatest happiness.” Upon this, the slave said: “O my master! How could a slave have any other preference or will than his master’s?” Then the master said: “I give you your freedom. You are free to Allah’s sake. But I would like you to stay with me so I can serve you with my power and my money.”

Whoever knows Allah truthfully, and turns to Him with love, relinquishes their will and preferences to Him voluntarily; rather simply saying: Why should I ask for anything from Allah?” A believer who loves their Lord needs to be aware of the fact that nothing belongs to them, for they are to submit everything in their possession to their Beloved. This is because love requires sacrifice and there are no ‘possessions’ in its nature. Love brings a tendency to offer things both spiritual and material to the heart. This can be realized to the extent of the depth of one’s love. For this reason, the greatest sacrifices are those that are made for love. One can even go so far for love as to give up one’s life for the sake of the Beloved; the sacrifice depends on the depth of one’s love.

By no means shall you attain righteousness unless ye give (freely) of what which ye love….”
(3: 92)


Matematik dan Al-Quran

Assalamualaikum. Sebelum ni saya ada kongsikan tentang pecahan dan mengaitkannya dengan al-Quran dalam post Fractions in Daily Life  ....